19 Juni 2015

Persahabatan Antara Wanita dan Pria dalam Pandangan Islam (1)

Jumat 2 Ramadhan 1436 / 19 Juni 2015 13:00

windmill-500x270

PERSAHABATAN merupakan sebuah jalinan dan ikatan yang amat menyenangkan. Dunia ini terasa lebih berwarna jika kita melaluinya bersama sahabat. Persahabatan bersama sesama jenis memang sudah tak asing lagi, tapi bagaimana jika bersahabat dengan lawan jenis? Pastinya sebagai seorang remaja yang menginjak masa puber, sedang memiliki sikap penasaran yang amat tinggi. Ketika bersahabat dengan lawan jenis, sedikitnya pasti ada suatu getaran-getaran kecil yang mengusik hati, dan pasti ada saja setan yang menggoda hingga saat menatap matanya ada sebuah perasaan lain. Hal ini juga yang menjadi masalah saya sebagai seorang remaja yang sedang mengalami masa puber. Saya merasakan kegalauan dan kebimbangan keinginan saya untuk bersahabat dengan lawan jenis. Beberapa sahabat lelaki saya juga malah mengajak bergaul dengan remaja putri. Apa yang harus saya lakukan dan jalan mana yang harus saya pilih?

Sdr: H di Uni Emirat Arab

Jawaban DR. Ahmad Abdullah
Saudaraku yang budiman, jalinan hubungan pria dan wanita di usia puber merupakan permasalahan penting, terlebih di zaman sekarang. Media informasi dengan berbagai bentuknya, baik dalam skala nasional maupun impor dari luar negeri berupa gaya hidup yang dipertontonkan melalui tayangan film dan televisi, bacaan baik berupa sastra ataupun surat kabar, semuanya membahas hal ini secara berulang-ulang, meski dengan cara pandang yang berbeda satu sama lain.

Hasrat terhadap lawan jenis merupakan hasrat yang fitri dan alami bagi orang yang berada pada usia puber. Hasrat seperti ini bukanlah persoalan. Problem yang sebenarnya terletak pada kosongnya pemikiran, akal, dan jiwa. Semua orang memiliki ketiga unsur tersebut, khususnya kaum pemuda. Kekosongan ini sangat memungkinkan terisi oleh hal-hal yang berbau seks. Ketiga unsur yang ada pada dirinya kosong dari kandungan lain yang memiliki makna dan manfaat. Sehingga, pemikiran yang berkembang menyangkut hubungan persahabatan antara dua jenis berbeda, yang biasanya merupakan hubungan perasaan atau bahkan sampai tingkat hubungan seksual, seolah memiliki dalil yang membenarkan hubungan tersebut.

Saya akan nukilkan ungkapan Syekh Yusuf al-Qaradhawi dalam kitab Fatawa Mu’ashirah, pembahasan ikhtilath (bercampurnya laki-laki dengan perempuan). Saya melihat ada sesuatu yang dapat diambil manfaatnya dari tulisan tersebut. Karenanya, saya ingin menyertakan tulisan tersebut pada jawaban ini.

Kesimpulannya, ia mengatakan bahwa pertemuan antara kaum pria dengan kaum wanita, sebenarnya bukanlah suatu keharaman. Pertemuan kedua jenis kelamin berbeda tersebut diperbolehkan. Bahkan bisa menjadi tuntutan yang harus dipenuhi manakala untuk tujuan mulia, seperti memperoleh ilmu yang bermanfaat, beramal shalih, menggarap proyek kerja sama dalam melakukan kebaikan, atau kewajiban berjihad. Masih banyak lagi contoh yang mengharuskan adanya kerja sama antara dua jenis kelamin tersebut, yaitu dalam menyusun, mengarahkan, atau melaksanakan strategi.

Namun demikian, tuntutan tersebut tidak berarti harus terputusnya batas antara keduanya. Mereka tidak boleh melupakan adanya batasan syar’i yang harus dipatuhi setiap kali kedua insan manusia yang berbeda jenis kelamin ini bertemu. Ada sebagian orang yang menganggap diri mereka malaikat suci yang tidak pernah khawatir dan mencemaskan apa yang akan terjadi oleh dan terhadap mereka. Mereka ingin memindahkan seluruh gaya hidup bangsa Barat kepada kita.

BERSAMBUNG

Sumber: Ikhwan Zone/Yusuf Al-Qaradhawi/Zikrul Hakim/Jakarta/2005.

(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

islampos mobile :

Redaktur: Rahma Nurafia

View the original article here

Tidak ada komentar:

ARSIP BLOG